Salah satu jenis ikan air tawar yang populer dan paling banyak
dikonsumsi adalah ikan lele ( catfish ). Ikan berkumis ini habitatnya di
sungai, rawa, telaga, waduk dan sawah yang tergenang air. Lele ( clarias sp )
bersifat aktif pada malam hari ( nocturnal
). Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat
gelap. Ikan lele memijah secara alami pada musim hujan.
Harga lele relatif terjangkau dengan cita rasa yang gurih dan lezat. Di
Indonesia khususnya Pulau Jawa masakan olahan lele sangat mudah ditemukan.
Warung tenda khas pinggir jalan merupakan salah satu lokasi yang paling mudah
ditemukan masakan olahan lele. Selain itu masakan olahan lele juga sudah masuk
ke rumah makan dan restoran. Bahkan lele kini semakin “ naik kelas “ karena menjadi
makanan bagi semua lapisan masyarakat.
Besarnya permintaan ikan lele setiap tahun selalu meningkat. Lele
terbukti menyumbang lebih dari 10%
produksi perikanan budi daya nasional dengan tingkat pertumbuhan 17 – 18 % per
tahun. Berdasarkan data, permintaan ikan lele di berbagai daerah seperti
Jabodetabek membutuhkan lebih dari 150 ton per hari. Sementara itu, daerah
lainnya seperti Yogyakarta membutuhkan pasokan ikan lele lebih dari 50 ton per
hari. Itu artinya peluang usaha ternak lele sangat besar dan potensial.
Kemudian hal – hal apa saja yang perlu Anda persiapkan dalam memulai
usaha ternak lele supaya dapat “ menghasilkan “ walaupun sebagai usaha
sampingan. Yang perlu Anda persiapkan adalah;
1. Mengenal Lele Jenis Budi Daya
Lele yang banyak dibudidayakan
oleh masyarakat Indonesia adalah lele jenis sangkuriang ( clarias gariepinus
var ) merupakan varietas unggul yang dihasilkan oleh Balai Besar Pengembangan
Budi Daya Ais Tawar ( BBPBAT ) Sukabumi dengan melakukan silang balik antara
induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan generasi keenam (F6). Lele
sangkuriang resmi dilepas sebagai varietas lele unggul berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. KP.26/MEN/2004 tertanggal 21 Juli
2004.
Oleh karena itu jika Anda ingin
memulai usaha ternak lele sebaiknya memilih jenis lele sangkuriang. Karena
memiliki banyak keunggulan dibanding dengan lele dumbo dan lele yang lainnya.
Di samping mudah untuk mendapatkan benihnya, lele sangkuriang juga
pertumbuhannya lebih cepat.
2. Membuat Kolam Terpal
Jika dibandingkan dengan kolam
lain misalnya kolam tembok dan kolam gali, kolam terpal lebih praktis, harganya
terjangkau, dan dapat dipindahkan karena tidak permanen. Sewaktu – waktu
pemilik kolam atau pemilik tanah juga dapat mengalihfungsikan lokasi tersebut.
Membuat kolam terpal sangat
praktis dan biayanya sangat murah karena kolam terpal yang dibuat hanya
membutuhkan waktu beberapa jam dan tenaga kerja cukup 2 orang. Bahan untuk
membuat kolam terpal dapat diperoleh
seluruhnya di toko bangunan. Artinya , untuk membuat kolam terpal cukup
mendatangi salah satu toko bangunan.
Anda bisa membuat kolam terpal
dengan kerangka bambu atau kayu yang berarti kolam terpal tersebut dibuat di
atas permukaan tanah. Ukuran kolam disesuaikan dengan lahan yang tersedia.
Umumnya kolam terpal yang dibuat disesuaikan dengan ukuran terpal, misalnya
ukuran 2 x 3 x 1 m, 4 x 5 x 1 m, 2 x 4 x 1 m dan lain sebagainya.
3. Memelihara Ikan Lele
Kegiatan pembesaran dilakukan
untuk menghasilkan lele konsumsi yaitu biasanya ukuran 8 – 12 ekor/kg, yang
merupakan ukuran ideal untuk warung pecel lele dan rumah makan. Untuk
menghasilkan lele ukuran 8 – 12 ekor/kg biasanya memakan waktu 3 sampai 4 bulan
dan tergantung ukuran benih yang ditebar dan cara pemeliharaan.
Benih yang digunakan sebaiknya
ukuran 8 – 12 cm dan harus sehat serta mempunyai respon yang baik terhadap
pemberian pakan. Jumlah benih yang ditebar sebaiknya memiliki kepadatan 100 –
200 ekor/m2 dengan kedalaman air 70 – 100 cm. Lele diberi pelet sebanyak 2 – 3
kali sehari dan besar kecilnya ukuran pelet disesuaikan dengan ukuran lele.
4. Pemberian Pakan
Pemberian pakan merupakan
kegiatan rutin yang tidak hanya terus – menerus dilakukan, tetapi juga menyerap
biaya yang lumayan besar. Biaya pakan biasanya mencapai lebih dari 60 % dari
biaya produksi. Oleh karena itu siasatilah pemberian pakan dengan memberikan
pakan alternatif, seperti bekicot, keong sawah, ikan rucah dan lain sebagainya.
Pakan buatan dalam bentuk pelet
sudah tersedia di toko – toko pertanian / peternakan. Pelet untuk lele
sebaiknya mengandung 25 % protein. Untuk tumbuh optimal , lele membutuhkan
protein antara 25 – 35 %.
5. Pemeliharaan Kualitas Air
Kualitas air merupakan salah satu
faktor penentu keberhasilan beternak ikan lele. Sekalipun lele dapat hidup
dalam kualitas air yang buruk, pertumbuhan lele akan terhambat karena energinya
digunakan untuk bertahan hidup. Kualitas air yang buruk juga dapat menjadi
sumber penyakit sehingga dapat menganggu pertumbuhan lele bahkan bisa
menyebabkan kematian pada lele.
Ganti air dalam kolam terpal
seminggu sekali atau jika nafsu makan lele berkurang. Jaga kebersihan kolam
dengan melakukan penyiponan atau penedotan kotoran yang ada di dasar kolam.
Bisa juga menggunakan tanaman pelindung seperti eceng gondok yang berfungsi
untuk menyerap kotoran di dalam air.
6. Penanggulangan Penyakit
Hama dan penyakit dapat
mengakibatkan kerugian ekonomis. Karena dapat menyebabkan kekerdilan bahkan
kematian pada ikan lele. Selain itu dampak dari bakteri penyakit bisa
menyebabkan penyakit borok atau luka. Yang mengkibatkan menurunnya mutu dan
kurang disenangi oleh konsumen. Oleh karena itu peternak harus mempunyai
pengetahuan dalam menanggulangi hama dan penyakit.
7. Panen
Pemanenan dan penanganan hasil
yang benar akan meningkatkan harga jual ikan. Setelah lele dipanen harus dalam
keadaan hidup sampai ke tangan konsumen. Karena lele yang masih hidup harga
jualnya lebih tinggi.
Pada saat pemanenan, pemberian
pakan dihentikan. Selanjutnya air di kolam dikeringkan secara bertahap dengan
membuka pintu air, bisa juga menggunakan pompa hisap. Tangkap lele secara hati –
hati dengan seser. Selanjutnya pisahkan lele yang ukurannya sama ( penyortiran
).
Selamat mencoba semoga dapat menghasilkan uang sebagai tambahan penghasilan Anda.